Hidup gak boleh tegang-tegang, Brad! Begitu pun dengan rantai motor, bahaya mengintai jika ketegangan rantai terlalu tegang, bis stroke sampeyan.Ketegangan rantai terlalu tinggi menyebabkan komponen-komponen dari rangkaian daya sekunder seperti rantai, sproket depan, sproket belakang, bantalan pada transmisi dan roda belakang mengalami beban tambahan.
Terlepas dari keausan dini, dalam beberapa kasus yang ekstrim, rantai dapat putus atau poros transmisi dapat patah.Di sisi lain, jika rantai kendur, maka dapat merosot dari sproket mesin atau sproket belakang dan menghalangi roda belakang atau merusak mesin. So, periksa sembari setel rantai itu perlu dan tak butuh dana. Pas buat biker yang habis jalan jauh.
Ikuti petunjuk ketegangan rantai anjuran pabrikan.
AwAs
MENGATUR KETEGANGAN RANTAI YANG BENAR
1. Posisi Motor
Aturan menyetel ketegangan rantai yang benar, kedua roda motor kudu menjejak bumi. “Ini sebagai patokan beban dasar motor berdasarkan bobotnya sendiri, sebelum ditumpangi,” jelas Wing Haryanto, Kepala Divisi Teknik, PT. Moto KTM Indonesia.
Salah, menyetel ketegangan rantai saat motor di standar tengah. Lain jika motor didirikan pakai standar paddock. “Pakai standar tengah, roda belakang jadi menggantung. Sedang, pakai standar paddock, beban motor tetap terbagi ke roda depan dan belakang, karena standarnya tetumpu pada lengan ayun,” terang Wing lagi.
2. Posisi Gigi Netral
Sebelum menyetel, pastikan gigi dalam kondisi netral. Dan, saat penyetelan, rantai yang berada di bagian atas lengan ayun, harus dalam keadaan tegang.Keausan tiap mata rantai berbeda. Jadi, kadang di satu bagian, rantai kendur, di bagian lainnya, rantai menegang. Makanya, roda harus bisa diputar saat mengatur ketegangan.
Ukuran ketegangan rantai harus sesuai anjuran pabrikan. Biasanya pada range, atau toleransi. Semisal 2 cm sampai 3 cm. Jika lebih dari itu, berarti rantai dan girset harus diganti. Pokoknya saat ditumpangi maksimal rantai tidak tegang dan juga tak kendur.
3. Perhatikan Jarak Main Maksimal Sokbreker
Untuk pemakaian dengan beban tidak menentu, kita harus memperhatikan jarak main (travel) sokbreker untuk menyetel ketegangan rantai. “Misal, pergi cuma dinaiki joki. Pulang ada penumpang dan belanjaan. Kondisi ini membuat penyetelan rantai harus disesuaikan,” tandas Wing Haryanto yang berkantor di pusat pergudangan BSD, Tangerang.
Di kondisi ini, menurut Wing, penyetelan awal ketegangan rantai kudu berpatokan saat motor dinaiki si joki. Dengan begitu, toleransi dengan perbedaan beban tidak terlalu jauh.