Untuk itu, wajib panjang akal untuk membuat kuda besi jadi lebih irit menenggak BBM. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan ukuran tekanan angin di ban. Yoi, Brad! Bermodal seribu rupiah atau sampai Rp 2000 untuk mengecek tekanan angin pada si lae yang jual angin di pinggir jalan, agar pas anjuran pabrikan ban.
Menurut Dwi Jono alias DJ, dari divisi pengembangan ban FDR, ukuran tekanan angin yang pas, mempengaruhi konsumsi bahan bakar. “Memang sulit mengukur persis persentase pengiritannya. Tapi, idealnya, tekanan ban yang pas, membuat ban lebih mulus menggelinding,” tegas DJ. Itu nama singkatan ya, bukan yang di disko.
Tekanan angin yang tepat membuat daya cengkram ban ke aspal makin baik. Nah, daya cengkram ban yang bagus ini membuat tenaga dari mesin bisa disalurkan sepenuhnya ke putaran roda.
Ban kurang tekanan angin bikin tarikan motor berat. Ban kempis pun memperpendek usia ban. Belum lagi, resiko ban jadi cepat panas, sehingga daya cengkram ban berkurang. Sebaliknya, “Tekanan udara ban yang pas, mengoptimalkan kenyamanandnan, memperpanjang masa pakai ban,” tutup DJ.
Soal ukuran tekanan angin yang pas, tiap pabrikan mencantumkan anjurannya di produk mereka. Tinggal intip, lalu tunjukin tukang tambal ban untuk memompa angin sesuai anjuran itu. Kalau nggak ada patokannya depan antara 28 psi sampai 30 psi dan belakang dari 30 – 32 psi.
Wah banyak kliknya, cerita modal sedikit tapi irit, hehe.
Sumber : maniakmotor.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar