Selasa, 03 Desember 2013

SETTING CDI REXTOR LIMITED EDITION (PROGRAMABLE) SENDIRI PADA KOREK HARIAN

CDI (Capasitive Discharge Ignition) adalah perangkat elektronika pada motor yang berfungsi untuk mengatur pengapian (ignition) dengan prinsip pengosongan kapasitor (capaitive discharge). Dalam perkembangannya,  ada tipe CDI programmable.Artinya derajat waktu pengapiannya bisa diatur sesuai keinginan sampeyan.
Manfaatnya antara lain meningktakan tenaga, penyalaan busi yang tepat sehingga menghasilkan ledakan besar pula. Juga efisiensi thermal bisa meningkat dengan begitu konsumsi bahan bakar lebih irit,”buka Swega dari RAT Motor Sport Indonesia di Jln. Juanda, Sidorajo, Jatim sambil bilang saat ini telah tersedia beragam CDI programmable macam milik Rextor Limited Edition.
Yang ‘tertantang’  setting CDI programmable ini (CDI-P) sendiri, ayo bro, jangan takut.“Langkah awal, install dulu software bawaan CDI itu ke laptop. Iikuti petunjuk yang ada pasti berhasil, mirip intal modem iternet. Pasang CDI-P  dudukan CDI lama (kunci kontak off).  Jangan lupa untuk korek harian pakai kiprok orisinil,”sambung Edi Santausa dari Shan Motor Sport (SMS) Banjarnegara, Jateng seraya menyebut setelah kunci kontak ON lampu indikator warna merah akan menyala.
Sekarang kunci kontak ON dan kabel data terpasang benar. Mulailah mengatur konfigurasi port serial dengan melakukan koneksi ke CDI, menampilkan grafik pengapian, menyimpan kurva pengapian yang baru ke CDI, menampilkan memilih kurva pengapian, memasukan parameter pickup coil dan derajat pulser, simpan konfigurasi ke CDI, menampilkan konfigurasi dari  CDI, dan reset and go.

Hati-hati buat korek harian. Jangan menyetel di atas 12,000 rpm. "Itu mencegah per klep floating yang berakibat mesin jebol. Lebih baik lagi bila mesin di dynotest sambil setup mesin, limiter diatur lebih tinggi 1500 - 2000 rpm dari puncak tenaga,” wanti Swega.
Mengatur kurva timing pengapian, sama aja setting spuyer. Timing pengapian juga dengan angka.  Bedanya, di maping pengapian semakin besar angkanya semakin miskin ruang bakar. Jadi hati-hati di atas 10,000 rpm timing pengapian mulai diturunkan, karena diatas 10,000 rpm tekanan ruang bakar sudah dibilang vakum mendekati 80%. Kalau nggak diturunin kemungkinannya menyebabkan panas berlebih dan muncul gejala knocking.
Jika ingin membuat kurva sendiri, maka pertama tentukan dahulu kurva tertinggi.  Misal pada 9500 rpm dengan 36o maka titik-titik di rpm lainnya akan mengikuti sehingga membentuk segitiga sama kaki.
“Mudah sekali,  cuma atur sekitar 4 titik udah jadimap-nya (puncak tertinggi, pada rpm limiter, pada awal start, akhir efisien titik kerja) dan bisa langsung gas dan setting,” yakin Swega seraya menegaskan buat  pemula mungkin agak pusing jika lihat tabelnya, karena harus diisi setiap 250 rpm.
Makanya disarankan untuk tidak detail dahulu. Lantas bagaimana cara nyetingnya? Biasanya timing pengapian dinaikkan merata per dua derajat. Misal awal 34o rata, lantas naik legi ke-36o, terus ke 38o. Bila tidak ada perubahan berarti timing pengapian balik lagi ke-36o. Setelah 10,000 rpm juga begitu, turunkan perlahan 2o, terasa lebih lambat maka kembalikan ke titik pengapian sebelumnya.
Disarankan motor yang disetel memiliki tachometer, alias alat pemantau RPM. "Sehingga setelah dimapping dicoba jalan, bisa tahu untuk rpm mesin mana yang kurang sesuai karakter diinginkan. Karena terserah kita menggambar kurva lembut, sedang maupun kasar," tambah Swege panjang lebar dan panjang bangat seperti tulisan ini.
Mengasah feeling, alias indera perasa memang harus dilakukan oleh kebiasaan, latihan berulang kali. Serunya, CDI programable bisa menyimpan beberapa kurva, misal kurva 1 untuk tujuan irit BBM, kurva 2 untuk stop and go, kurva 3 untuk trek panjang/turing. Mantap kan.




Sumber : maniakmotor.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar