Kompresi cukup 12,8:1. Rendah untuk ukuran drag bike. Toh, kompresi bukan satu-satunya bikin laju mesin. Bahkan, pemampatan ruang bakar seperti ini katanya, demi sesor satu titik. Mudah diatur powernya di garis start oleh pedrag.
Seperti itu Satria FU 200 cc asal Malang, Jatim ini. Soal podium kalau dragbike seputaran Jatim sih, FU ini langganan. Terakhir cetak 7,688 detik dan menjadi yang tercepat lewat Rizki Unyil di dragbike Kediri lalu. Yang mengorek FU berkelir kombinasi kuning hijau ini M.Prabowo. Ia punya logika sendiri soal kompresi rendah.
Kata Prabowo, bisa saja dia menaikkan kompresi jadi tinggi, konsekuensinya motor over acting, liarrr bo. "Sesuai laporan pembalapnya motor sulit diatur tenaganya. Disimpulkan kompresi yang sekarang yang paling enak buat joki kami," jelas Prabowo, tunner BMS Speed Shop 12 yang alamatnya di Jl. Karya Timur atau 100 meter dari LP Lowokwaru Malang. Wah itu penjara, hati-hati narapidananya kabur.
Ada lagi keuntungan dengan kompresi seperti di atas. Pak Prabowo tak repot cari bensol yang oktannya tingggi. Ia cukup singgah di SPBU beli Pertamax Plus. Bahan bakar ini pun dijamin soal kadaluarsanya dan kebersihannya. Beda dengan bensol yang bila sudah lama banyak mengandung air yang bikin pembakaran ngaco. Bensol yang beredar kan kabanyakan dari kurasan tangki pesawat bro.
Turunan kompresi yang tidak gila-gilaan ini adalah joki yang selalu presisi saat start. Maksudnya jarang jump start alias JS. Enjoygeetu looh. "Kem juga tak perlu lebar-lebar amat. Yang penting bisa disetel timing pengapian untuk minta ledakan besar di ruang bakar," jelas Prabowo dari Hambalang, eh maaf dari Malang sembari bilang soal angka durasi kem ada di DATA MODIFIKASI.
Intinya, racikan seperti itu tepat dengan spesifiaksi dua klep in berdiameter 25 mm dan dua klep out 22 mm. Keempat klep ini dengan durasi kem tadi diyakini membuka dan menutup presisi, sehingga perbandingan kompresi tadi dianggap hitungan bersih, sebersih kapasitas 200 cc yang menggunakan piston LHK diameter 72 mm.
Ketepatan kompresi ini bisa dilihat dari penggunaan girboks 5 speed dari aslinya 6 speed. Alasannya gigi 1 terlalu ringan. Macam mana bila kompresi ditinggikan lagi, makin ringan tuh???? Ya ada kekurangan dan ada kelebihan. Kelebihannya nafas setiap gigi akan lebih panjang. Juga jokinya nggak capek-capek mindahinpersneling. Ada lagi, waktu tidak terbuang setiap kali umpan reduksi.
Makanya dimulai dari gigi dua. Caranya gigi pertama diganjal semacam bushing. Sayangnya Pak Prabowo ini masih simpan rahasia. Dia nggak mau buka-bukaan soal hitungan rasio. Katanya takut ditiru maniakmotor.com, nanti portal ini jadi bikin motor drag ketimbang bikin tulisan, lalu pencaharian Pak Prabowo berkurang, hehe.
Data modifikasi | |||||
Motor | : | Suzuki Satria Fu | |||
Kelas | : | Bebek tune-up 200 cc | |||
Best time | : | 7,688 detik | |||
kompresi | : | 12,8:1 (pertamax plus) | |||
Piston | : | LHK 72 mm | |||
Durasi | : | 270 ° | |||
Lift klep | : | 7,5 mm | |||
Klep | : | in 25 mm out 22 mm | |||
Per klep | : | Jepang | |||
Balancer+magnet | : | standart, magnet 400 gr | |||
Karb | : | keihin pwk 35 mm AS. MJ 125 PJ 45 | |||
Rasio | : | 5 speed | |||
Final gir | : | 13-42 | |||
Cdi | : | BRT i-max | |||
Koil | : | YZ 125 | |||
Knalpot | : | R speed by Semprong |
Sumber : maniakmotor.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar