Indikator lampu akan menyala bila sensor membaca Mio 125 dalam keadaan beban minimum (konstan) ketika melaju. Saat itu rotasi roda berputar ideal, beban girboks otomatisnya paling rendah dan akhirnya mesin berputar stabil. Ujungnya menuntun sampeyan berkendara irit bila terus menyalakan EI-nya. “Lampu indikatornya diposisikan di sudut kiri spedometer, agar mudah terpantau, Jika EI sering menyala, konsumsi bbm akan hemat 50 persen,” jelas M.Abidin, GM After Sales & Motorsport PT YI.
Untuk memudahkan EI menyala terus, tentu bukan urusan lampu indikatornya. Selain cara berkendara, kuncinya tetap dari performa mesin. Karena itu yang disebut teknologi Blue Core. Dari dasar mesin Yamaha hal itu mudah dicapai dengan sepesifikasi bawaan yang unggul pada torsi. Contoh soal kapasitas, Yamaha selalu menganut stroke lebih tinggi. Macam Mio 125 M3 ini memiliki diameter silinder 52,4 mm dan langkah piston 57,9 mm.
Bila dipehatikan teliti spek itu sama saja dengan Xeon RC 125. “Dari dasar ini dibantu rekayasa CVT agar ikut membantu mesin mudah dapat putaran ideal. Lalu throttle body menyesuaikan yang ini hanya 24 mm diameternya. Ini dibantu empat lubang injector dari system fuel injection. Dengan kombinasi ini, EI mudah menyala yang artinya ini Mio 125 gampang dibawa irit,” tambah Abidin sembari cerita soal diameter throttle body berbeda dengan generasi terdahulu. Juga Mio 125 memiliki teknologi silinder yang mirip R25 selain tabung silinder DiAsil dan Forged Piston yang sudah terbukti kuat lantaran minim gesekan.
Cerita Abidin pas dengan spesifikasi sesuai datanya. Ini matik telah memiliki momen puntir ideal 9.6 nm pada 5.500 rpm. Torsi kalau pada hitungan kecepatan internet sama dengan PING ini, memang didapat pada putaran lelatif rendah.
Bila diandaikan melaju pada 45 – 60 km/jam indikator EI akan aktif. Atau tergantug pada beban mesin paling enteng dari cara bawa, ya di bawah atau di atas dari angka itu bisa saja. Itu hanya andai, karena belum ditest, hanya ilmu kira-kira yang masuk akal. Tapi soal kecepatan stabil dari semua skill pengendara matik adanya di situ. Lebih dari 60 km/jam, mendingan kamu ikut daftar balap Yamaha Cup Race, hehe.
Sebenarnya EI sudah ada zaman dahulu. Tetapi saat itu masih konvesnional dengan garis ijopada speedometer untuk mengendara ekonomis. Jika sekarang ada EI dengan petunjuk lampu, berarti Yamaha Indonesia yang pertama memperkenalkannya. Ini baru namanya fitur yang fungsional di era BBM mahal. Irit, namun tetap kuat seperti Blue Core itu. Geetu bro.
Eit... harganya Rp Rp 13.98 juta OTR Jakarta. Ada enam warna yaitu Mention Black, Trending Yellow, Hashtag Brown, Selfie Red, Chat White, dan Tweet Magenta. Lho, warna birunya mana? Fitur-fitur lainnya silakan lihat pada tulisan berikutnya. Kalau dicampur aduk di sini, nggak bakal fokus. Yang jelas Mio 125 ini dibikin ramping. Tujuannya berkaitan dengan EI agar gesit. Hebat tuh indikator, hanya sebuah lampu tapi dampaknya banyak.
Sumber : maniakmotor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar