Musim hujan gak ada salahnya cek kondisi busi, apalagi yang telah menerjang banjir. Busi yang fungsinya sebagai sumber pengapian ini sangat rentan terhadap air. Namanya api, kena air dikit kan bakalan konslet. Sembari periksa busi perhatikan kodenya, apalagi bila mau diganti. Hehe, ada hubungan dengan banjir juga kan...
Contohnya perbedaan pada motor berteknologi injeksi dan karburator.“Busi injeksi ada kode R-nya. Contohnya untuk busi Yamaha Xeon kode businya CR7E,” ucap Genceng, owner toko aksesories Genceng Motor yang markasnya di Kebagusan Raya juga menjual busi.
Arti dari ‘R’ itu adalah Resistor. Busi ini untuk motor yang berteknologi digital. Yang disebut digital seperti ECU atau electronic control unit. Lebih umumnya motor injeksi. “Resistor fungsinya, agar loncatan api busi stabil atau tidak membuat frekuensinya mengganggu elekktronik secara umum pada motor, misalnya digital spidometer dan sebagainya,” tegas M. Abidin selaku GM Service & Motorsport Yamaha Indonesia.
Jadi dari sini salah satu contoh pentingnya tahu kode busi, jangan asal pasang. Mentang-mentang terendam bajir langsung beli di toko tetangga dan ganti. Kode busi pada merek dan berlainan tipe, pastilah berbeda. Kode-kode tersebut menggambarkan busi panas, diameter ulir sampai celah atau gap busi.
Lebih lanjut ada di bawah kode-kodenya.
Cara baca kode busi (dari berbagai sumer):
1. DENSO – W24ES-U
- W: Diameter ulir busi (W-14 mm)
- 24: Tingkat panas busi, angkanya kian banyak berarti bertipe lebih dingin
- E: Panjang ulir 19 mm
- S: Tipe penggunaan busi S-standar
- U: Celah busi
2. NGK – CPR 7HSP-9
- C: Diameter ulir busi (B:14 mm, C:10mm, D : 12mm)
- P: Tipe rancangan busi (pabrikan yang tahu)
- R: Busi dengan resistor dalam diodanya, khususnya mesin teknologi digital atau injeksi dengan ECU-nya.
- 7: Tingkat panas busi, tambah kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi panas dan sebaliknya tambah besar 8, 9 adalah busi adem.
- H: Panjang ulir busi, ada tiga kode huruf sering dipakai. H = 12,7 mm , E = 19 mm dan L = 11,2 mm
- S : Tipe elektroda tengah. Kode lain, ada IX bahan iridium dan 'G' menunjukkan tipe busi racing. Kalau 'P' adalah platinum dan 'S' standar.
- 9 (sembilan) : Celah inti elektroda busi, angka 9 artinya celah busi 0,9 mm dan kalau 10 celah busi 1 mm
Kode elektroda busi
- C: Copper Core Center Elektroda
- D: 2 ground Electroda
- P: Platinum Elektroda
- R: Burn off Resistor
- S: Silver electroda
- T: 3 Ground Elektroda
- V: Wide Gap 1,3 mm
- W: Wide Gap 0,9 mm
- X: Wide Gap 1,1 mm
- Y: Wide Gap 1,5 mm
- Z : Wide Gap 2,0 mm
- Busi Standar; Bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. Jarak tempuh busi standar sampai sekitar 20.000 km. Itu kondisi normal, tapi bila sering terjadi detonasi karena kotornya ruang bakar atau karburator tidak tepat, angka 20.000 tidak akan tercapai.
- Busi Platinum: Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum, pengaruh panas metal platinum lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm – 0,8 mm, jarak tempuh busi sekitar 30.000 bila kondisi mesin normal.
- Iridium; Ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electroda dari iridium alloy warna platinum buram. Diameter center electroda 0,6 mm – 0,8 mm mm. Jarak tempuh busi sekitar 50 ribu sampai 70 ribu km. berumur lama cocok buat mesin motor besar diatas 150cc. Bisa dikatakan semi kompetisi, biasa diaplikasi buat mesin non standar
- Busi Racing: Busi yang kuat terrhadap putaran mesin dan kompresi tinggi. Diameter center electroda pun relatif kecil meruncing seperti jarum. Jarak tempuhnya pendek, khas racing.