Itu motor di IP luamayan bertaji dari sesama Honda. Maklum pemiliknya adalah OEI Kukar-KOC Racing Team. Tim yang bermarkas di Ciputat, tetangga Jakarta Selatan itu tenar di IndoPrix. Di drag bike motor itu dijoki Arif Tijil (Kediri). Ia ikut Bebek 130 cc 4-tak Tune-up dan dapat 8.761 detik. Itu dicetak pada event yang ketat di seri 1 Pertamina Enduro Drag Bike (PEDB) di Senayan (18/5) lalu. Saat itu Arif ketiga.
Diperkirakan bila pakai sensor biasa, Honda Supra tersebut bisa 8,2-8,1 detik. Makin tajam lagi bila korekannya direvisi ulang khusus drag yang mengorbankan daya tahan. “Asli speknya masih road race. Tapi saat turun drag bik diset-up sesuai suhu di tempat dan karakter jarak 201 meter,” jelas Erwin Akiang selaku kliker dan pemilik tim Oei sembari bilang motornya ikut drag hanya iseng-iseng.
Durasi camshaftdan rasio di girboks masih dipertahankan seperti tipikal road race. Bahkan konstruksi desain buka-tutup poros bubungan itu tidak diubah. Kolo pun diubah nggak ada waktu, hehe. Makanyaputaran bawah kurang beringas. Arif kelihatan harus menaikkan putaran mesin menengah di garis start. Motor seperti liar, karena tenaga datang tiba-tiba di rpm menengah tersebut.
Eit... ggak papa, jangan kaget! Hanya kasih tahu durasi kem yang digunakan di road race yang juga dipakai di drag bike, tepatnya 272°. Buka-tutup katup masuk dan buang diplot pada kombinasi 35o dan 57o. “Yang dimaksud penyesuaian di tempat adalah kompresi, spuyer karbu, gir dan roda,” tambah Erwin yang bilang penyesuaian yang sama sering dilakukan setiap kali seri IndoPrix. Kecuali roda yang butuh pelek mungil-mungil. Tentu juga jok agar ringan.
Kompresi pun tak berani dinaikan terlalu ekstrim seperti maunya drag bike. Itu tadi, pemampatan ruang bakar harus satu rangkian dengan sudut klep, sudut porting dan ketersedian head. Biasanya dengan bahan bakar pertamax plus 12,1:1 didongkrak jadi 12.5:1.
Angka itu biasa dimainkan di IndoPrix yang gonta-ganti sirkuit Kenjeran, Sentul Kecil dan Binuang, sekarang tambah Sekayu. “Itu kompresi lumayan tinggi dengan oktan bahan bakar 95,” tambah Akian yang ‘tikus’ alias tinggi kurus.
Di Senayan juga kelihatannya Akian keringatan, karena buru-buru mengganti magnet pengapian yang berbobot 300 gram. Katanya, trik itu untuk menaikan rpm lebih cepat dengan hitungan kompresi meninggi dan motor lebih ringan dengan roda kecil dan jok sudah dipermak ala drag bike. Ditambah pula kjokinya yang ringan. Jadinya serba enteng mesinnya berputar.
Lalu, spuyer ikut diganti, pastilah, kok diceritakan? Ceritanya yang ini justru menjadi turun satu step. “Logika saya kompresi naik, spuyer turun dan sebaliknya. Saat di road race, main-jet dekat-dekat dengan angka 112 dan pilot-jet 60. Di drag dibuat menjadi 110 dan 55, sama saja dicekek. Kan hanya 201 meter," ambah Akian yang tahun ini tetap fokus di balap Indoprix 2014 di tim pabrikan Honda OEI.
Data Modifikasi : | ||
Motor | : | Honda Supra X 125 |
Kelas | : | Bebek 4 Tak 130 cc Tune Up |
Tim | : | OEI Kukar KOC Racing |
Kompresi | : | 12,5 : 1 (Senayan) |
Volume Head (buret) | : | |
Piston | : | 53,4 mm |
Timing pengapian | : | 14° (8000 RPM) |
LSA | : | 103 |
Durasi kem | : | 273° |
Klep | : | Honda Sonic |
Diameter klep | : | 28/24 |
Per klep | : | AHRS |
Karburator | : | Uma Racing |
Selongsong gas | : | OEI Racing |
Manifold | : | OEI 28 |
Busi | : | NGK Type 10 |
Kruk as | : | Standart |
Pompa oli | : | OEI |
CDI | : | BRT |
Rasio | : | 14-33 (I), 19-31 (II), 29-24 (III) dan 24-25 (IV), |
Final Gir | : | 14/40 (Sentul Kecil) |
Sok depan | : | Standart |
Sok belakang | : | Daytona |
Ban depan | : | IRC |
Ban belakang | : | IRC Eat My Dust |
Pelek depan | : | Excel Thasakago |
Sumber : maniakmotor.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar