Memilih helm harus jeli dan teliti. Jangan terjebak harga dan penampilan menarik. Ingat kepala tak dijual murah. Faktor-faktor pendukung yang ada pada helm juga harus bermutu yang ujungnya untuk safety.
Bagi Ardi, bagian dalam helm harus pakai bahan kain yang lembut untuk menyerap keringat dan nyaman. Ketebalan busanya yang pas. Pokoknya batok kepala satu kontur dengan helm. Bagian dalam helm yang tebal untuk dapat meredam benturan dan gesekan. “Bahan dalam yang sering digunakan styrofoam atau polysyrene,” kata Ardi dari tempat doi menjajakan kaca helmnya di Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa.
Pilih helm juga jangan terlalu longgar pada kepala dan wajah. Ingat berbeda dengan helm balap yang kelihatan ketat dan memang harus begitu. Helm harian tak longgar dan juga tak ketat pada kepala dan wajah.
Cari helm yang memiliki dua kaca (double visor), gelap dan terang. Tujuannya brosist nyaman ketika berkendara siang maupun malam hari. Pastikan mika helm yang terpasang nggak pusing untuk memandang ke depan. Kalau bisa, pilih mika yang bening dan tidak mempunyai efek cekung atau cembung. “Supaya tidak membuat pandangan burem yang akan mengurangi jarak pandang,” ujar pria perawakan kurus ini.
Helm yang baik pada bagian luarnya terbuat dari bahan polycarbonate. Lapisan luar helm yang keras atau disebut dengan istilah hard outer shell memang menjadi takaran kualitas sebuah helm. Standar keamanan tiap negara juga beda-beda.
“Di Indonesia sendiri, helm-helm yang beredar di pasaran wajib mempunyai standar keamanan SNI (Standar Nasional Indonesia). Pilihlah tulisan SNI-nya yang timbul yang asli,” timpal Johanes Cokrodiharjo, mentor Marketing PT DMI yang menjual hem NHK dan GM yang helmnya telah teruji di balap motor.
Maksudnya, di balap saja aman apalagi harian.
Sumber : maniakmotor.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar