Bagi mekanik senior yang namanya Ahak yang jadi penata dyno test dan motor, angka tiga dk itu sudah maksimal. “Harusnya kan mesin diporting dipoles dan derajat kem dimainkan, baru akan berubah. Ini knalpot juga standar. Tapi yang membedakan karakter mesin pada setiap komponen yang dites,” jelas Ahak.
Sengaja mengambil sampel KLX, lantaran yang diuji lebih banyak barang khusus KLX keluaran TK Racing. Barang itu dikawinkan dengan universal seperti koil TK Racing dan CDI. “Nanti ada testing berbeda seperti Honda CB150R Street Fire. Tapi sekarang kan lagi test barang KLX,” kata Rudi Setio dari Polaris distributor TK Racing.
Dimulai Dari karbu 26 mm yang sama dengan diameter karbu standar KLX. Karbu thok, mampu menaikan sampai 2 dk pada 7.377 rpm. Asal tahu saja, mesin standar KLX150 jadi media penguji di dyno yang sama hanya 9.6 dk, coba baca ulang bagian pertama. Bacanya boleh di link atau di bawah BACA JUGA. Pakai karbu TK ini torsi bergerak ke angka 10.96 Nm pada 6.000 rpm.
Karbu 26 ini setelah dikawinkan dengan CDI TK Racing yang tanpa limiter menghasilkan 12.5 dk/8.612 rpm atau naik 2.9 dk dari standar. Torsi juga jadi 11.00 Nm/7.097 rpm. Tenaga sudah mulai terangkat sejak pada 3.000 rpm. Maksudnya pada putaran itu dan di semua tingkat pecepatan motor enak dijalankan. Ditambah koil TK Racing, dk-nya tetap, namun torsi bergerakk naik. Seperti dibilang Ahak tadi, karena porting, klep dan kem yang standar.
Sebab, "Arus dari karbu yang masuk ke ruang bakar tidak diimbangi porting in dan out, termasuk knalpot yang masih std. Tapi, tenang nanti ada pengujian yang bersamaan dengan kem TK dan klep, pasti naik dk-nya. Bagi yang tak mau kepala silinder dikorek, cukup ganti knalpot, dijamin dk-nya akan melonjak tajam,” tambah Ahak yang mekanik ternama era 90-an dan 2000-an di balap Indonesia itu.
Nyaris sama juga yang terjadi pada karbu 28 mm. Dari gabungan dengan CDI dan koil TK Racing, hasinya 12.7 dk/11.668 rpm. Yang berbeda banyak dengan diameter 26 mm adalah torsinya yang naik menjadi 12.33 Nm/5.042 rpm. Itu sesui tujuan produk KLX150 untuk trabas dan adventure, tarikan kudu melonjak pada rpm di bawah. Torsinya makin daoat diputaran bawah bila hanya dikawinkan dengan Koil TK doang, namun nafas tak sepanjang dikawinkan dengan CDI.
Beda bila karbu 28 doang yang terpasang. House power tetap naik sampai 2.5 dk. Bedanya dengan diameter 26, yang 28 mm lebih plong sejak gas ditarik. Kecepatan grafik juga mudah pada tenaga maksimum. Nafasnya juga lebih panjang, namun tak sepanjang bila dikawinkan dengan CDI dan Koil TK Racing.
Sekadar info, karbu TK Racing basisnya dari PE. PE sendiri adalah keluaran Mikuni, khusus TK Racing sudah menggunakan material dewek. Mau? Nah hubungi Polaris 99 Jl.Kebon Jeruk III No.99, Jakarta Barat 11160 CP: Yani (Sales support), Telp: 021-62309552-98209518 atau - Polaris 51 Jl.Kebun Jeruk III No.51,Jaksarta Barat 11160 (sales support), Telp:021-6592128.
Sumber : maniakmotor.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar