Memanaskan mesin itu sama dengan olahraga awal onderdilnya atau peregangan. Jadi, bukan cuma penunggangnya yang butuh olahraga, mesin juga, biar greng. Mesin, sekali-kali butuh olahraga keras. Ini cocok dengan motor harian yang umurnya sekitar 1 tahun atau lebih.
Bila ini motor dipakai pemilik kelewat halus, mesin jadi terbeban, pencampuran bahan bakar-udara agak ngaco. Biasanya campuran kelewat kaya, bikin kerak muncul. Kerak bisa menyala dan menimbulkan detonasi, ya boros. Analisa kedua, kalau mesin dibuat kerja ringan saja, ring piston juga malas mengembang. Ring cenderung berkerak dan macet. Kompresi bisa bocor. Gitu teorinya.
Awak Maniakmotor jelas tidak langsung percaya dong. Harus dibuktikan. Paling enak ya di dyno. Motor Honda Prima kesayangan buat liputan naik ke roller dyno milik Mototech, Yogyakarta. Hasilnya, digas berkali-kali tak lebih dari 6,2 dk pada7.700 rpm sedang torsi maksimum 6,45 Nm/6.041 rpm.
Motor lalu diajak berakselerasi dan deselerasi di dyno. Yah, mirip treadmill alias jalan statis versi manusia. Proses ini dilakukan sekitar 10-15 menit. Kasih waktu juga mesin istirahat kira-kira 5 menit. Habis itu dyno lagi. Hasilnya? Power melejit jadi 6,7 dk/7.500 rpm dan torsi 7.09 Nm/5.700 rpm.
Naiknya tenaga dimungkinkan karena karburator dan ruang bakar menjadi lebih bersih saat mesin dibetot dan deselerasi maksimal. Kotoran-kotoran di karbu bisa jadi terbawa dan ikut terbakar di mesin. Makanya, sekali-kali ngebut atau olahraga keras terhadap mesin boleh lah. Tapi ati-ati ya, apalagi nerobos jalur bus way. Tekor Rp 500 rebu ntar, denda! Jangan lupa juga sering memanaskan mesin sebelum diajak kerja seharian.
Nah sekadar tahu dan masih nyambung dengan artikel di atas soal karakter mesin, sebenarnya akan menyesuaikan dengan h karakter yang bawa sehari-hari. Bila mesin setiap hari kebut, pasti hasilnya beda dengan motor yang tiap hari pelan.
Logikanya begini, motor yang mencapai putaran ideal, pembakarannya selalu bersih dan indeal juga. Panasnya mencapai suhu tepat untuk membakar bensin. Motor yang pelan terus, ruang bakar malah kotor, karena proses pembakarannya terbalik dari yang sering kencang tadi. Tapi, kalau sering kencang apalagi di atas limit, sampeyan koit, nabrak.
SUMBER : maniakmotor.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar