Ya iyalah. Lantaran nitrogen molekulnya lebih padat dari udara biasa. Kendati yang namanya angin biasa yang dihirup manusia mengandung di atas 50 persen nitrogen. “Nitrogen lebih padat, tidak mudah merembes pada bori-pori ban. Jadinya awet di dalam ban motor,” jelas Kris dari Planet Ban di kawasan Lenteng Agug, Jakarta Selatan.
N2 juga tahan pada suhu tinggi, tekanan agin jadi awet. Itu diklaim para penjual angin nitrogen bikin ban jadi tahan lama. Pokoknya tidak mudah benjol-benjol, keausannya rata. Masuk akal, kadang pemilik motor baru tambah angin bila bannya benar-benar kempes. Padahal dengan tekanan yang tidak sesuai anjuran, ban cepat botak. Berarti, nitrogen ini cocok bagi pengguna yang malas mengecek tekanan ban setiap saat.
Kadungan air pada nitrogen lebih rendah dari oksigen biasa. Makanya sering dipromosinya bikin pelek tidak mudah berkarat. Karena itu, anggapan tak bisa dipakai di pelek jari-jari pada motor, silakan buang jauh-jauh. Justru enak digunanakan. Lha wong, F1 saja pakai nitrogen benaran, hehehe. Jari-jari saja bisa, apalagi yang palang. Kan kalau sebut jari-jari sudah pasti pakai ban dalam.
Untuk mengisi nitrogen (pertama kali), buang dulu angin biasa sampai habis. Itu untuk mencegah molekul gas yang terdiri dari berbagai unsur dengan nitrogen. Kalau nitrogen bercampur udara biasa, menyebabkan tekanan ban kurang stabil. Tekanan nitrogen pada ban 28 – 31psi depan dan belakang -30 - 33 Psi atau sesuai anjuran merek ban dan kondisi penggunaan sehari-hari.
Sumber : maniakmotor.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar